Category Archives: Berita Jejaring

[Live] Memperkuat Jurnalisme Warga di Era Pandemi COVID-19

Semidaring SEJAJAR ke-23: Memperkuat Jurnalisme Warga di Era Pandemi COVID-19

SEJAJAR dan AtmaConnect menggelar Semidaring untuk mencari solusi bersama bagaimana memperkuat jurnalisme warga di masa pandemi COVID-19 karena suara-suara warga yang terekam dalam jurnalisme warga sejatinya adalah bentuk partisipasi publik bagi proses pengambil kebijakan. Tetapi di sisi lain, banyak jurnalis warga yang masih dibayang-bayangi jerat kriminalisasi UU ITE dan besarnya kesenjangan digital di Indonesia membuat praktik jurnalisme warga masih terpusat di daerah-daerah yang infrastruktur internetnya sudah mapan.

Semidaring ini menjadi awal dari rencana training jurnalisme warga bagi OMS-LSM anggota SEJAJAR.

Narasumber:
1. Farid Gaban, Pendiri Yayasan Zamrud Khatulistiwa
2. Sinam Sutarno, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI)
3. Alfan Kasdar, Atma Connect

Penanggap:
Gilang Desti Parahita, S.I.P., M.A, Dosen Ilmu Komunikasi, Fisipol UGM

Moderator:
Ika Ningtyas, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), SEJAJAR

[Live] Peluang Usaha Bagi Anak Muda Di Masa Pandemi COVID-19

Semidaring SEJAJAR ke-22, Hari Kepemudaan Internasional: Peluang Usaha Bagi Anak Muda Di Masa Pandemi COVID-19

SEJAJAR bersama-sama dengan IJF on EVAC dan Empower Youth for Work (EYW) memandang penting dialog yang intensif dan mendalam dengan menghadirkan serangkaian tindakan dan praktik-praktik baik yang telah dilakukan oleh anak muda dalam berbagai isu pemberdayaan ekonomi guna memastikan bahwa mitigasi, rencana tanggapan dan tindakan penanganan pandemi COVID-19 dapat lebih memberikan ruang partisipasi anak muda baik dalam institusi formal maupun non-formal.
Dengan melibatkan anak muda secara aktif dan partisipatif, serta memberikan ruang bagi peningkatan kapasitasnya.

SEJAJAR Temui Gustu Covid-19 Perangi Hoax Terkait Corona

MALUKUnews, Ambon: Lembaga-lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Sekretariat Antar Jaringan (SEJAJAR) menemui Ketua Harian Gugus Tugas (Gustu) Percepatan Penanganan Covid-19, Kasrul Selang di kator gubernur Maluku, Selasa (16/06).

Pertemuan SEJAJAR dengan Gustu Covid-19 Maluku ini dalam rangka membahas terkait penaganan Covid-19 di Maluku.

Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Muhammad Tahir Kilwo, yang tergabung dalam SEJAJAR, dalam rilisnya yang diterima Malukunews.co, mengatakan, pertemuan bersama Gustu Covid-19 Maluku itu, banyak hal yang diperbincangkan terkait penanganan virus corona di Maluku.

“ Pak Kasrul juga minta agar kami dari SEJAJAR bisa mengambil peran untuk sama-sama saling membantu melawan informasi hoax terkait Covid-19. Yaitu dengan banyak memberikan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat secara umum,” ujar Tahir yang juga adalah Ketua Bidang Antar Lembaga Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Maluku ini. (Qin)

Sumber: MalukuNews.co

SEJAJAR Serahkan Data Bantuan Sosial Tak Tepat Sasaran ke DPRD Kota Kendari

Kendari, Inilahsultra.com – SEJAJAR Sulawesi Tenggara menyambangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kendari untuk memberikan data aduan masyarakat di beberapa kelurahan terkait penyaluran bantuan sosial.

SEJAJAR Sultra telah melakukan advokasi dengan membuka posko pengaduan terkait penyaluran bantuan sosial khususnya di Kota Kendari. Sesuai dengan salah satu tujuan dibentuknya SEJAJAR Sultra merespon pendemi covid-19 di Sulawesi Tenggara.

Sejajar Sultra menyerahkan data masalah bansos ke DPRD Kota Kendari. (Istimewa)

“Sebelumnya kami telah mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari terkait permasalahan tersebut pada Kamis, 4 Juni 2020. DPRD Kota Kendari telah berkomitmen untuk menindaklanjuti aduan kami. Sehingga sebagai komitmen Sejajar Sultra dalam mengadvokasi hal tersebut maka kami pula akan menyampaikan data yang telah kami peroleh kepada DPRD Kota Kendari,” kata Juru Bicara SEJAJAR Sultra La Ode Muh. Dzul Fijar melalui keterangan tertulisnya.

Sejajar Sultra telah mengumpukan 190 aduan langsung yang diberikan masyarakat. Aduan tersebut terdiri dari 150 aduan terkait permasalahan bantuan sosial yang pendataannya tidak netral dan penerima bantuan sosial yang tidak tepat sasaran. Selanjutnya 40 aduan terkait Pemutusan Hubungan Kerja masyarakat yang tidak mendapatkan hak-haknya sebagai pekerja.

Temuan di lapangan termuat dalam aduan-aduan masyarakat yakni;
Pertama masyarakat yang kehilangan sumber penghasilan pada masa pandemi covid-19 tidak mendapatkan hak-haknya sebagai pekerja. Pemutusan hubungan kerja dilakukan secara sepihak tanpa disertai pesangon sebagai hak para pekerja.

“Kedua, penyaluran bantuan sosial tidak merata. Hal tersebut ditandai dengan adanya masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun,” bebernya.

Ketiga, pengelolaan dan penyaluran bantuan sosial oleh Pemerintah Kota Kendari sebagai pengaman jaring sosial masyarakat tidak transparan. Sebab kuota penerima bantuan sosial serta dana recofusing dan relokasi anggaran penanganan Covid-19 Kota Kendari tidak pernah diperlihatkan kepada publik.

Keempat, beberapa bantuan sosial yang sudah tersalurkan dalam bentuk sembako disalurkan hanya satu kali dalam jangka waktu selama pandemi covid-19.

“Kami tidak memungkiri bila pemerintah telah memberikan bantuan kepada masyarakat berupa paket sembako, baik dari pemerintah pusat atau daerah. Namun kami menilai pembagian sembako di lapangan sebagai hak setiap masyarakat untuk mendapatkannya belum tepat sasaran dan merata. Tindakan Pemerintah tampak lambat dan gagap dalam merespon permasalahan-permasalahan yang terjadi,” ujarnya.

Olehnya itu, SEJAJAR Sultra meminta Pemerintah Kota Kendari untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di saat pandemi Covid-19. Kebutuhan dasar yang menjadi hak masyarakat harus dijamin oleh Pemerintah Kota agar terealisasi secara merata dan adil.

Sebagai lembaga yang mengawasi kerja-kerja pemerintah (eksekutif) maka dengan ini mereka meminta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari untuk menelaah dan menindaklanjuti data-data aduan yang telah mereka masukan.

Mereka juga turut meminta agar DPRD Kota Kendari merekomendasikan hal-hal yang terurai dibawah ini kepada Pemerintah Kota Kendari yakni, pendataan ulang bantuan sosial khususnya di Kota Kendari yang melibatkan multi pihak mulai dari RT, RW, lurah, kelompok kepentingan seperti tokoh masyarakat, perempuan, janda, nelayan dan organisasi masyarakat sipil.

Kemudian, pembuatan sistem database terpadu meliputi data kependudukan dan data kemiskinan dari tingkat kelurahan sampai tingkat kota yang terupdate sekali seminggu, sehingga Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang disetor ke Kementerian Sosial tidak amburadul seperti sekarang ini.

Mengganti aparat pemerintahan yang mempermainkan data bantuan sosial, demi mengurangi kecemburuan sosial warga di masa bencana pandemi corona virus.

Data penerima bantuan sosial harus dibuka ke publik dan ditempel di setiap kelurahan termasuk sumber bantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kota Kendari serta Corporat Social Responbility (CSR);

“Dana anggaran bantuan sosial harus transparan terutama yang bersumber dari APBN Pemerintah Pusat, APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan APBD Kota Kendari,” pungkasnya.

Sumber: Inilahsultra.com

Pengamat: Kelompok rentan perlu perhatian dalam adaptasi normal baru

Jakarta (ANTARA) – Kelompok rentan perlu menjadi perhatian dalam adaptasi normal baru yang dilakukan untuk hidup di saat pandemi COVID-19 masih berlangsung, kata Dr. Puji Pujiono, MSW dari Sekretariat Jaringan antar-Jaringan OSM/LSM (S=JAJAR).

“Mereka biasanya tidak masuk dalam ekonomi mainstream dan mereka tergantung pada sektor informal dan mereka menjadi anggota dari masyarakat yang secara kolektif kalau terjadi krisis merasakan dampaknya lebih berat dan awal dari yang lainnya,” kata dia dalam diskusi tentang normal baru yang diadakan oleh AJI Indonesia di Jakarta, Rabu.

Ilustrasi – Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, melakukan aksi sosial terhadap warga lansia, difabel dan warga kurang mampu di Desa Banyuseri, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali (1/6/2020), saat pandemi COVID-19 membuat masyarakat semakin susah. ANTARA/Made Adnyana/am.

Kelompok rentan, kata pakar manajemen bencana dari Pujiono Centre itu, seperti orang dari kelompok disabilitas, lansia, yang berbeda orientasi seksualnya, pengungsi bencana alam dan masyarakat dari suku yang tinggal di pedalaman.

Selain itu, masyarakat prasejahtera yang tinggal di dalam lingkungan kumuh itu juga merupakan bagian dari kelompok rentan. Menurut dia, banyak dari mereka yang tidak mampu menjalankan seluruh protokol kesehatan yang diimbau oleh pemerintah, seperti menjaga jarak, karena kondisi tempat tinggal tidak memungkinkan.

Selain itu, masyarakat dari kelompok rentan tersebut biasanya memiliki akses tidak memadai ke layanan sosial, adanya keterbatasan kemampuan untuk beradaptasi dan terbatas atau bahkan tidak mempunyai akses ke teknologi.

“Karena keterbatasan dan keterpinggiran itu mereka juga mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan new normal (normal baru) yang disebutkan pemerintah,” kata dia.

Untuk melindungi mereka dalam adaptasi normal baru, kelompok rentan itu perlu digandeng agar ikut serta dalam perencanaan, pemberlakuan dan evaluasi berbagai langkah yang diambil pemerintah baik pusat maupun daerah sampai ke tingkat desa.

Selain itu, perlu diperluas akses terhadap proses dan layanan publik untuk anggota kelompok tersebut, kata Puji.

Sumber: Antaranews.com